Rabu, 27 Maret 2013

Nilai-nilai Lingkungan (tugas 2)


Tugas Mandiri
  Nilai-nilai Lingkungan

                                                 


DISUSUN OLEH :
                   NAMA          :  DEBY MEITIA SANDY
                   NPM             :  12131011140          


Dosen     : Prof. Supli Effendi Rahim, PhD, MSc




PROGRAM STUDI PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2013 / 2014



Nilai-nilai Lingkungan dalam Kehidupan Sosial

      A.    Pendahuluan
Sedih melihat alam Indonesia yang begitu luas dan kaya, makin habis dan rusak. Bencana alam yang terjadi dimana-mana, meninggalkan sejuta tangis, derita, dan kenangan pahit bagi anak cucu kita. Lingkungan yang menjadi tidak bersahabat lagi. Orang begitu cemas dengan bencana alam, apalagi melihat dan mengingat bencana Tsunami di Aceh yang meninggalkan berjuta tangis dan derita berkepanjangan hingga kini. Krisis lahan di Kalimantan Selatan, akibat tambang yang membuat kota tersebut bagai kota mati. Kebakaran hutan di Kalimantan Timur, yang mempengaruhi status hutan Kaltim sebagai salah satu paru-paru dunia. Sampai saat ini masih banyak terjadi tanah longsor yang sampai memakan korban jiwa. Krisis banjir dimana-mana yang menyisakan derita dan tangis bagi banyak orang.
Krisis lingkungan hidup yang kita hadapi saat ini sebenarnya bersumber pada kesalahan pemahaman manusia, yang berbasis pada cara pandang antroposentris. Pandangan ini menempatkan manusia sebagai pusat dari alam semesta, sementara alam seisinya hanyalah alat bagi pemuasan kepentingan mereka. Kesalahan cara pandang tersebut telah menyebabkan kekeliruan manusia dalam menempatkan diri ketika berperilaku di dalam ekosistemnya. Akibat dari kekeliruan tersebut telah menimbulkan berbagai bencana lingkungan hidup yang akan mengancam kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Keraf (2002), kesalahan fundamental filosofis yang terjadi pada manusia adalah bahwa mereka menempatkan posisi dirinya sebagai pusat dari alam semesta, sehingga mereka dapat melakukan apa saja terhadap alam demi pemenuhan segala kebutuhannya.
Manusia pada saat ini dalam memperlakukan alam hampir tidak menggunakan hati nurani. Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies baik tumbuhan maupun hewan dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.
Semua yang terjadi pada lingkungan sekitar berpengaruh pada kehidupan kita, yang pasti kita harus sadar dari diri sendiri untuk menjaga kelestarian alam untuk bangsa penerus nanti. Lingkungan digunakan banyak orang dengan memanfaatkan lingkungan dengan satu sisi untuk hal ekonomi dan satu sisi untuk keamanan dan kesejahteraan lingkungan, misalnya pada penebangan pohon secara ilegal yang mendapat masalah masyarakat sampai terjadinya longsor yang sampai memakan korban jiwa. Itu merupakan masalah yang sampai saat ini belum terselesaikan untuk menghargai lingkungan sekitar.
Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa betapa pentingnya untuk terus menjaga kelestarian secara bersinergi bagi semua pihak. Baik dari perwujudan kebijakan pemerintah dan didukung oleh seluruh komponen masyarakat. Jika pemerintah mampu memberikan kebijakan yang berpihak terhadap kelestarian lingkungan, maka dengan sendirinya masyarakat juga akan mengikuti dan bahwa mendorong terwujudnya lingkungan yang lestari dan kenyamanan.

B.    Tujuan
        .      Untuk mengetahui pengertian nilai lingkungan. 
        .      Untuk memahami nilai-nilai lingkungan dalam kehidupan sosial.
        .      Untuk memahami bahwa lingkungan itu sebagai media pembelajaran.
        .      Untuk  memahami terhadap fungsi dan pengaruh  lingkungan terhadap anak didik.  
        .      Untuk memahami pandangan islam terhadap lingkungan.


Nilai-nilai Lingkungan dalam Kehidupan Sosial
 





 

PEMBAHASAN
A.    Pengertian Nilai Lingkungan
Nilai atau value adalah ukuran (pada diri seseorang) tentang sesuatu (sikap, kata, situasi dan lain lain) yang  dapat (selalu atau sering kali) mempengaruhi perilakunya. Nilai selalu mempunyai kaitan dengan norma atau petunjuk-petunjuk agar mempunyai hidup serta berperilaku yang baik. Nilai masuk dalam bidang kajian  filsafat, yaitu filsafat nilai. Istilah nilai dalam bidang filsafat dipakai untuk menunjukan kata benda yang abstrak, yang artinya worlh (keberhargaan) atau goodness (kebaikan).
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkari. Lingkungan adalah sekalian yang terlingkup di suatu daerah. Dalam literature lain, disebutkan bahwa lingkungan ini merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur dari biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati), dan budaya manusia. Jalinan hubungan antara manusia dengan lingkungannya tidak hanya ditentukan dengan jenis dan jumlah makhluk hidup dan benda mati, melainkan juga oleh budaya manusia itu sendiri.
Nilai-nilai lingkungan yaitu sikap maupun kata seseorang yang dapat mempengaruhi dalam perilaku terhadap lingkungannya. Sikap seseorang yang peduli terhadap lingkungan dan menghargai alam akan mendapatkan dampak positif dari lingkungan. Tetapi apabila sikap acuh dan tidak menghargai lingkungan sekitar akan merusak lingkungan dan sikap dan kata-kata yang membuat atau mempengaruhi orang lain dengan ucapan maupun tindakannya terhadap lingkungan baik itu positif maupun negatif akan mempunyai pegaruh terhadap kita. 
Nilai lingkungan artinya ada kandungan yang terdapat dalam lingkungan. Lingkungan yang mempunyai nilai positif, berharga dan dipentingkan dengan sebaik-baiknya, dimana artinya yang berkarakter dan mendukung terciptanya perwujudan nilai-nilai lingkungan dalam menunjang kehidupan, sepeti karakter cinta pada Sang Maha Pencipta dan segenap ciptaan-Nya. Begitupun sebaliknya. Jadi nilai lingkungan yang berharga tersebut sangatlah penting bagi perkembangan semua makhluk untuk bertahan hidup dan untuk beribadah pada Sang Pencipta.

B.  Nilai Lingkungan dalam Kehidupan Sosial
Lingkungan dalam kehidupan sosial atau masyarakat merupakan sumber daya dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan memiliki nilai-nilai yang penting harus dipahami dan diketahui banyak orang. Lingkungan memiliki fungsi dan keuntungannya untuk orang banyak, dengan menjaga lingkungan dengan baik dengan sikap dan kesadaran kita lingkungan juga memberikan hubungan timbal balik terhadap masyarakat sekitar. Kepedulian dengan lingkungan sekitar mempunyai manfaat positif yang besar untuk masyarakat.
Lingkungan yang ada di sekitar siswa adalah salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar secara optimal. Apabila Anda mengajar dengan menggunakan lingkungan tersebut sebagai sumber belajarnya maka hal itu akan lebih bermakna dan bernilai, sebab para siswa diharapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang dialami sehingga lebih nyata, lebih factual, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Banyak sekali keuntungan yang dapat kita peroleh, diantaranya berikut ini:
a.   Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siswa, memperkaya wawasannya, tidak terbatas oleh empat dinding kelas, dan kebenarannya lebih akurat.
b.  Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik, tidak membosankan, dan menumbuhkan antusiasme siswa untuk lebih giat belajar.
c.       Belajar akan lebih bermakna (meaningful learning), sebab siswa diharapkan dengan keadaan yang sebenarnya.
d.  Aktifitas siswa akan lebih meningkat dengan memungkinkannya meenggunakan wawancara, membuktikan sesuatu, dan menguji fakta.
Dalam prinsip mandiri dalam mengajar adalah meletakkan dasar untuk penuh inisiatif, dan kreatif untuk menciptakan berbagai kemungkinan agar muridnya tetap belajar dengan baik. Prinsip mandiri bagi guru adalah melepaskan diri dari ketergantungan terhadap fasilitas yang dikirim pemerintah, dan terhadap kelengkapan jumlah guru yang mengajar di sekolah Anda. Prinsip mandiri adalah menciptakan berbagai situasi pembelajaran yang terlepas dari ketergantungan terhadap alasan serba kekurangan tadi.
Memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar, memberikan tuntunan dalam mengaitkan antara kurikulum dengan lingkungan sehari-hari, serta memvariasikan metodemengajar agar tidak terjadi kebosanan. Ini penting karena guru berhadapan dengan murid dari berbagai jenis latar belakang, tingkat kemampuan, dan kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, dalam menggunakan sumber belajar, metode penyampaian dan berbagai pendekatan lainnya harus disesuaikan dengan kebutuhannya.
            Manfaat yang diperoleh dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber adalah: 
a.    Murid-murid dapat melihat secara langsung benda-benda yang berkaitan dengan mata pelajaran di sekolahnya
b.      Murid dapat membuktikan dan menerapkan teori atau konsep yang pernah didapat di sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari
c.       Menanamkan sikap untuk menyayangi lingkungan sekitar.
Sebagai pedoman bagi Anda dalam menggunakan laboratorium raksasa ini, perlu dilakukan langkah-langkah yaitu dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan siswa dapat lebih memenuhi bahan ajar, lebih dari itu dapat menumbuhkan kesadaran, cinta alam, mungkin dengan menjaga dan memelihara lingkungan.
Dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (sains), siswa diminta mempelajari lingkungan alam di sekitar tempat tinggalnya atau di sekitar sekolah, mereka diminta mencatat dan mempelajari gejala-gejala alam misalnya suhu udara, jenis tumbuhan, jenis hewan, baik secara individual maupun kelompok melalui kegiatan mengamati, bertanya kepada ahli, membuktikan sendiri atau mencobanya. Siswa tentu akan memperoleh sesuatu yang sangat berharga dari kegiatan belajarnya itu yang mungkin tidak akan ditemukan dari pengalaman belajar di sekolah sehari-hari.
Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Lingkungan meliputi : Masyarakat disekeliling sekolah, Lingkungan fisik disekitar sekolah, bahan-bahan yang tersisa atau tidak dipakai, bahan-bahan bekas dan bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber atau alat bantu dalam belajar, serta peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
Jadi, media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka.

C.  Tujuan penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran
Tujuan pemanfaatan lingkungan masyarakat sebagai sumber belajar adalah untuk mengupayakan agar terjadi proses komunikasi atau interaksi yang baik antara sekolah khususnya para siswa dan masyarakat. Interaksi yang baik akan menumbuhkan saling pengertian antara kedua pihak, sehingga miskomunikasi tidak akan terjadi.
Dengan adanya pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini guru juga berharap siswa akan lebih akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan sekitarnya dan tidak merusak lingkungan sekitar, saling menghargai alam agar alam bisa bersahabat dengan kita. Jangan merusak alam seperti melakukan pembalakan pohon secara liar sehingga merugikan kita dan hewan yang lain. Gunakan alam sebaik mungkin dalam pemanfaatannya sebagai sumber daya untuk orang banyak dan tidak membuat rugi dan tidak menjadi musibah buat orang lain.

D.  Jenis-jenis lingkungan sebagai media pembelajaran
Semua lingkungan yang ada disekitar kita bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Dari semua lingkungan yang dapat digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga macam lingkungan belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan.
1.      Lingkungan Sosial
         Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan.
         Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat seperti keluarga, tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa, kecamatan dan seterusnya. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat perkembangan anak didik.
Contoh : Dalam pelajaran Ilmu Bumi dan Kependudukan siswa diberi tugas untuk mempelajari aspek kependudukan di rukun tetangganya. Siswa diminta untuk mempelajari jumlah penduduknya, jumlah keluarga, komposisi penduduk menurut umur, agama, mata pencaharian, tingkat pendidikan, peserta KB, pertambahan penduduk dari tahun ke tahun dan lain-lain. Dalam studi ini siswa menghubungi ketua RT dan bertanya kepadanya, disamping melihat sendiri keadaan penduduk di RT tersebut. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dipelajari lebih lanjut.
2.      Lingkungan Alam
Lingkungan Alam adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora (tumbuhan), fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan dan lain-lain).
Aspek-aspek lingkungan alam tersebut dapat dipelajari secara langsung oleh para siswa melalui cara-cara tertentu. Mengingat sifat-sifat dari gejala alam relatif tetap tidak seperti dalam lingkungan sosial, maka akan lebih mudah dipelajari para siswa. Siswa dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi termasuk prosesnya dan sebagainya. Gejala lain yang dapat dipelajari adalah kerusakan-kerusakan lingkungan alam termasuk faktor penyebabnya seperti erosi, penggundulan hutan, pencemaran air, tanah, udara, dan sebagainya.
Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan para siswa dapat lebih memahami materi pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara lingkungan, turut serta dalam menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan serta tetap menjaga kelestarian kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan manusia.
Contoh : dalam pelajaran IPA, siswa diminta mempelajari lingkungan alam di tempat tinggalnya. Siswa diminta mencatat dan mempelajari suhu udaara, jenis tumbuhan, hewan, batu-batuan, kerusakan lingkungan, pencemaran dan lain-lain. Baik secara individual maupun kelompok para siswa akam melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, bertanya kepada orang lain, membuktikan sendiri atau mencobanya. Dari kegiatan tersebut siswa akan mendapatkan pelajaran yang tidak diperolehnya di sekolah sehari-hari.
3.      Lingkungan Buatan
Kalau lingkungan alam bersifat alami, sedangkan lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain adalah irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik.
Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan dapat dikaitkan dengan kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan di sekolah.
Ketiga lingkungan tersebut dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses belajar-mengajar melalui perencanaaan seksama oleh para guru bidang studi di luar jam pelajaran dalam bentuk penugasan kepada siswa atau dalam waaktu khusus yang sengaja disiapkan pada akhir semester atau pertengahan semester. Ketika lingkungan ditempatkan sebagai media atau sumber pada bidang studi yang relevan, maka akan memperkaya materi pengajaran, memperjelas prinsip dan konsep yang dipelajari dalam bidang studi dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar para siswa.

E.  Keuntungan dan kelemahan menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran
Membawa kelas atau para siswa keluar kelas dalam rangka kegiatan belajar tidak terbatas waktu. Artinya tidak selalu memakan waktu yang lama, tapi bisa saja dalam satu atau dua jam pelajaran bergantung kepada apa yang akan dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya. Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran lebih bermakna disebabkan para siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan.
1.      Keuntungan dalam Penggunaan Lingkungan
a.  Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan dibandingkan duduk di kelas selama berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi
b.  Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami
c.  Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat
d.   Kegiatan belajar lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, dan menguji fakta
e.  Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari sangat beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain
f.  Siswa juga lebih dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk rasa cinta akan lingkungan.
2.   Kelemahan dalam Penggunaan Lingkungan
a.       Tidak seperti pelajaran dalam kelas, pelajaran diluar kelas harus disiapkan secara matang karena jika kurang persiapan sebelumnya akan menyebabkan ada kesan main-main ketika pelajaran berlangsung.
b. Adanya anggapan belajar dengan lingkungan memerlukan waktu yang relatif lama, padahal pelajaran cukup dilakukan selama beberapa menit saja kemudian dilanjutkan dikelas.
c.       Banyak guru yang masih berpandangan sempit bahwa belajar hanya dilakukan didalam kelas.

F.     Teknik penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran
Ada beberapa cara atau teknik bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, antara lain :
1.      Survey
Mengunjungi lingkungan seperti mayarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan beberapa pihak yang dipandang perlu, mempelajari data atau dokumen yang ada, dan lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran. Pengajaran yang dapat dilakukan untuk kegiatan survey terutama bidang studi ilmu sosial dan kemasyarakatan, seperti ekonomi, sejarah, kependudukan, hukum, sosiologi, antropologi, dan kesenian.
2.      Kamping atau berkemah
Kemah membutuhkan waktu yang cukup sebab siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dan lain-lain. Kemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika. Siswa dituntut merekam apa yang ia alami, rasakan, lihat dan kerjakan selama kemah berlangsung. Hasilnya dibawa ke sekolah untuk dibahas dan dipelajari bersama-sama.
3.      Field trip atau karyawisata
Karyawisata adalah kunjungan siswa keluar kelass untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilakukan siswa, sebaiknya direncankan terlebih dahulu objek apa yang akan akan dipelajari dan cara mempelajarinya serta kapan sebaiknya dipelajari. Karyawisata sebaiknya dilakukan pada akhir semester atau tengah semester dan dikaitkan dengan keperluan pengajaran dari berbagai bidang studi.
Objek karyawisata harus relevan dengan bahan pengajaran. Misalnya museum untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi, taman mini untuk pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan, peneropongan bintang di Lembang untuk fisika dan astronomi.
4.      Praktek lapangan
Praktek lapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Dengan demikian praktek lapangan berkenaan dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat untuk sekolah-sekolah kejuruan.
5.      Mengundang manusia sumber atau nara sumber
Jika cara sebelumnya kelas dibawa ke masyarakat, pada cara ini narasumber yang diundang ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannyadi hadapan para siswa. Misalnya mengundang dokter atau mantri kesehatan untuk menjelaskan cara bercocok tanam, dan lain-lain. Narasumber yang diundang harus relevan dengan kebutuhan belajar siswa.
6.      Proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat
Cara ini dilakukan apabila sekolah (guru dan siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan dengan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasindalam kegiatan masyarakat, dan kegiatan lain yang diperlukan). Proyek pelayanan pada masyarakat memberi manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi masyarakat.

G.  Lingkungan dalam Pandangan Islam
Dalam Ajaran Islam menawarkan kesempatan untuk memahami Sunatullah serta menegaskan tanggung jawab manusia. Ajaran Islam tidak hanya mengajarkan untuk mengambil manfaat dari sumber daya alam, tetapi juga mengajarkan aturan main dalam pemanfaatannya dimana kesejahteraan bersama yang berkelanjutan sebagai hasil keseluruhan yang diinginkan baik untuk manusia dan lingkungan.
Salah satu Sunnah Rasullullah SAW menjelaskan bahwa setiap warga masyarakat berhak untuk mendapatkan manfaat dari suatu sumber daya alam milik bersama untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya sepanjang dia tidak melanggar, menyalahi atau menghalangi hak-hak yang sama yang juga dimiliki oleh orang lain sebagai warga masyarakat. Penggunaan sumber daya yang langka atau terbatas harus diawasi dan dilindungi.
Adapun ajaran Agama Islam dalam menyerukan manusia untuk ramah terhadap lingkungan tercantum dalam surat seperti Surat ar-Ruum ayat 41, al-Baqarah ayat 11-12, 27, 60, 205, Surat Ali Imran ayat 63, Surat al-Maidah ayat 32-33, 64, Surat al-A’raf ayat 56, 74, 85, Surat Huud 85, 116, Surat ar-Ra’du ayat 25, Surat an-Nahl ayat 88, Surat as-Syu’ara ayat 151-152, 183, Surat al-Qashash ayat 77, 83, Surat al-Ankabuut ayat 36 dan surat as-Shaad ayat 28 dan lain-lain itu merupakan sebagian dari sekian banyak seruan agama untuk ramah terhadap lingkungan.



PENUTUP
A.    Kesimpulan
Nilai atau value adalah ukuran (pada diri seseorang) tentang sesuatu (sikap, kata, situasi dan lain lain) yang dapat (selalu atau sering kali) mempengaruhi perilakunya. Nilai selalu mempunyai kaitan dengan norma atau petunjuk-petunjuk agar mempunyai hidup serta berperilaku yang baik.
Lingkungan adalah sekalian yang terlingkup di suatu daerah. Dalam literature lain, disebutkan bahwa lingkungan ini merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya.
Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran lebih bermakna disebabkan para siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan. Disamping itu, guru juga berharap siswa akan lebih akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan sekitarnya.
Lingkungan sebagai media pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga yaitu lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan buatan. Dengan cara yang tepat dan persiapan yang matang, semua jenis lingkungan bisa dimanfaatkan secara maksimal.
B. Saran
      Diharapkan untuk setiap orang bisa menghargai lingkungan sekitar, kita boleh memanfaatkan lingkungan tapi jangan sampai merusak dan merugikan diri sendiri dan orang lain. Kesadaran dari diri sendiri ini sangat penting untuk bisa mneghargai alam. Sedini mungkin anak-anak bisa diberikan pengetahuan dan pendidikan tentang lingkungan.



DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Azhar, “Media Pembelajaran” , PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta:2006
http://www-afidz.blogspot.com/2011/12/nilai-lingkungan.html?zx=d8b54c5965cbffef
http://rama-14.blogspot.com/2012/11/etika-lingkungan-hidup.html


1 komentar:

  1. Asian Handicap Strategy 2021 - Malohak Chaturthi
    The Asian aramexchangeb.com Handicap (also called 'handicap') is a type of match betting in which 바카라신규가입쿠폰 two tendenciasealternativas.com teams sit to win by exactly one 바카라 추천 사이트 number. 바카라배팅 The two teams

    BalasHapus